PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DIWILAYAH PROVINSI BANTEN
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Provinsi Banten
Anyer, 22 Maret 2011
APA ITU TRANSPORTASI
•TRANSPORTASI ADALAH
AKTIVITAS YANG BERKAITAN DENGAN PROSES PEMINDAHAN ORANG, BARANG, JASA DARI SATU TEMPAT (ASAL) KETEMPAT LAIN (TUJUAN) SEHINGGA DENGAN PERPINDAHANNYA MEMILIKI NILAI TAMBAH.
•UNTUK MEMENUHI KEPENTINGAN TERSEBUT,
DALAM PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI HARUS MEMENUHI BEBERAPA PERSYARATAN :
1. LANCAR
2. TERTIB & TEPAT WAKTU
3. SELAMAT
4. AMAN
5. NYAMAN
6. TERJANGKAU
•ADANYA PERTUMBUHAN/DINAMIKA KEHIDUPAN MANUSIA
MENUNTUT PERLUNYA PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI TERUS DITATA DAN DIKEMBANGKAN SECARA BERKELANJUTAN.
•PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI MENCAKUP UNSUR-UNSUR : SIMPUL, JARINGAN, KENDARAAN &OPERATOR, SISTEM OPERASI, DLL.
BEBERAPA PENGERTIAN KINERJA TRANSPORTASI
•LANCAR : TERWUJUDNYA WAKTU TEMPUH YANG TEPAT DENGAN TINGKAT KESELAMATAN YANG TINGGI, YANG DAPAT DIUKUR DENGAN KECEPATAN KENDARAAN PER-SATUAN WAKTU.
•TERTIB : PENGOPERASIAN TRANSPORTASI SESUAI DENGAN PER-UNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DAN NORMA ATAU NILAI-NILAI YANG BERLAKU DI MASYARAKAT, YANG DAPAT DIUKUR DARI PERBANDINGAN JUMLAH PELANGGARAN DENGAN JUMLAH PERJALANAN.
•SELAMAT : TERHINDARNYA PENGOPERASIAN TRANSPORTASI DARI KECELAKAAN YANG DIUKUR BEDASARKAN PER BANDINGAN JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN TERHADAP JUMLAH PERGERAKAN KENDARAAN DAN JUMLAH PENUMPANG/ BARANG.
•NYAMAN : TERWUJUDNYA KETENANGAN ATAU KENIKMATAN BSGI PENUMPANG SELAMA DALAM PERJALANAN, YANGT DAPAT DIUKUR DARI KETERSEDIAAN DAN KUALITAS FASILITAS TERHADAP STANDARNYA.
•AMAN : TERHINDARNYA PENGOPERASIAN TRANSPORTASI DARI AKIBAT FAKTOR EKSTERNAL ( GANGUAN ALAM, MANUSIA, DAN GANGGUAN LINGKUNGAN LAINNYA), YANG DAPAT DIUKUR DARI PERBANDINGAN JUMLAH KEJADIAN GANGGUAN DENGAN JUMLAH PERJALANAN.
•TERJANGKAU : PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI YANG MAMPU MENYENTUH PADA PUSAT PUSAT KEGIATAN DAN PADA DAERAH PEDALAMAN, DAERAH TERPENCIL, DENGAN BIAYA TERJANGKAU OLEH SEMUA LAPISAN MASYARAKAT, YANG DAPAT DIUKUR BERDASARKAN PERBANDIKAN ANTARA PENGELUARAN RATA-RATA MASYARAKAT UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN TRANSPORTASI TERHADAP PENDAPATAN.
MENGAPA TRANSPORTASI DIBANTEN PERLU DITATA DAN DIKEMBANGKAN
•PERTUMBUHAN DEMAND DIKARENAKAN ADANYA LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN AKTIVITAS PRODUKSI, TUNTUTAN MASYARAKAT TERHADAP LEVEL SERVICE, DLL.
•ADANYA KESENJANGAN/TIDAK SEIMBANGANNYA PERTUMBUHAN WILAYAH.
•TERBATASNYA SUMBERDAYA ALAM (ENERGI) DAN ISU LINGKUNGAN (PENCEMARAN).
•IN-EFISIENSI PERJALANAN ( BIAYA TRANSPORTASI) AKIBAT DARI KEMACETAN (PEMILIHAN MODA ANGKUTAN DAN PENATAAN STRUKTUR/SISTEM JARINGAN PELAYANAN YANG BELUM MEMADAI), TINGGINYA TINGKAT KECELAKAAN DAN PELANGGARAN MUATAN LEBIH.
•ADANYA PENGEMBANGAN KAWASAN PUSAT PUSAT PERTUMBUHAN BARU YANG BELUM DIDUKUNG DENGAN AKSESIBILITAS SECARA MEMADAI.
•TINGGINYA PERKEMBANGAN DAYA SAING GLOBAL.
SISTEM PELAYANAN PERKOTAAN PROVINSI BANTEN
1.PUSAT KEGIATAN NASIONAL (PKN) : KOTA TANGERANG, SERANG, CILEGON, TANGERANG SELATAN (MERAH).
2.PUSAT KEGIATAN WILAYAH (PKW) : PANDEGLANG, RANGKASBITUNG (PING).
3.PKW USULAN PROVINSI : PANIMBANG (KUNING).
4.PUSAT KEGIATAN LOKAL (PKL) : LABUAN, MALIMPING, MENES, PASAR KEMIS, CIKUPA, CIKANDE, TIGARAKSA, CIBALIUNG, SUMUR DAN BAYAH (PING).
SISTEM PELAYANAN JARINGAN JALAN
(PP 34 tahun 2006 ttg jalan)
•JARINGAN JALAN NASIONAL
1.JALAN ARTERI PRIMER : Menghubungkan PKN – PKN, PKN – PKW, PKN/PKW – Bandara/pelabuhan pusat penyebaran internasional.
2.JALAN KOLEKTOR PRIMER : Menghubungkan PKW – PKW, PKW –PKL.
3.JALAN STRATEGI NASIONAL : Menghubungkan PKN – PKW – Kawasan Strategis.
4.JALAN TOL : Mempercepat perwujudan jalan bebas hambatan.
•JARINGAN JALAN PROVINSI
1.JALAN KOLEKTOR PRIMER : Menghubungkan ibu kota Provinsi dengan ibu kota Kabupaten/ Kota.
2.JALAN KOLEKTOR PRIMER : Menghubungkan antar ibu kota Kabupaten/ Kota.
3.JALAN STRATEGIS PROVINSI.
•JARINGAN JALAN KABUPATEN
1.JALAN KOLEKTOR PRIMER yang tdk masuk jalan Nasional & jalan Provinsi.
2.JALAN LOKAL PRIMER : Menghubungkan Ibukota Kabupaten – Kecamatan, Ibukota Kabupaten – Pusat Desa, antar ibukota kecamatan, Ib ukota kecamatan – desa, antar desa.
3.JALAN SEKUNDER yang tdk termasuk Jalan Provinsi & Jalan Sekunder dalam kota.
4.JALAN STRATEGIS KABUPATEN.
POLA PERJALANAN DIBANTEN DAN SISTEM PELAYANAN ANGKUTAN
•PERJALANAN LOKAL (PERKOTAAN, PEMUKIMAN, PEDESAAN)
•PERJALANAN REGIONAL (ANTAR KOTA DALAM PROVINSI, PERBATASAN)
•PERJALANAN NASIONAL (ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI, PERBATASAN)
.
SISTEM PELAYANAN ANGKUTAN DILAKUKAN MELALUI SISTEM PELAYANAN PADA TRAYEK TETAP DAN TIDAK DALAM TRAYEK.
ARAH PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH
•MEWUJUDKAN PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI YANG MAMPU MENGHUBUNGKAN SELURUH PELOSOK WILAYAH PROVINSI BANTEN, YANG MEMBENTUK POLA ‘RING-RADIAL’ YAITU RING ATAU CINCIN/MELINGKAR MENGELILINGI RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN, DAN RADIAL MENGHUBUNGKAN DAERAH PESISIR DENGAN DAERAH PEDALAMAN.
•MEWUJUDKAN PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI YANG TERPADU SECARA HIERARKI MENGHUBUNGKAN ANTARA IBUKOTA PROVINSI (PKN) DENGAN IBUKOTA KABUPATEN/KOTA (PKW), ANTAR PKW-PKW, DENGAN KAWASAN STRATEGIS DAN KAWASAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN.
•PENINGKATAN KAPASITAS DAN KWALITAS SISTEM TRANSPORTASI YANG MENGHUBUNGKAN SIMPUL TRANSPORTASI, KAWASAN PERKOTAAN, KAWASAN ANDALAN/STRATEGIS, SERTA PUSAT-PUSAT PRODUKSI DENGAN DAERAH PEMASARAN, TERUTAMA PADA JARINGAN TRANSPORTASI YANG MEMILIKI TINGKAT KEPADATAN YANG TINGGI.
•PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI MASSAL DIWILAYAH PERKOTAAN DISESUAIKAN DENGAN KARAKTERISTIK KEUNGGULAN MODA SERTA WILAYAH YANG DILAYANI.
•MENGEMBANGKAN SISTEM TRANSPORTASI YANG MAMPU MELAYANI MOBILISASI PERJALANAN JARAK JAUH (NASIONAL DAN INTERNASIONAL)
RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI
RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN NASIONAL
Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan nasional pada ruas :
•Merak – Cilegon – Serang – Tangerang – Batas DKI Jakarta secara bertahap dengan pelebaran jalan dan pembangunan jalan lingkar.
•Merak – Suralaya – Pulo Ampel Bojonegara – Cilegon dan jaringan jalan kabupaten/kota ruas Tangerang – Bandara Soekarno-Hatta
•Pengembangan jaringan jalan ‘ring utara’ ruas Bojonegara - Banten Lama – Tirtayasa – Kronjo – Mauk – Teluknaga – Bandara Soekarno-Hatta.
•Labuan – Saketi – Pandeglang – Rangkasbitung – Cipanas – Batas Jawa Barat.
•Merak – Cilegon – Ciwandan – Anyer – Carita – Labuan – Panimbang –Cigeulis – Cibaliung – Muarabinuangeun – Malingping – Simpang – Bayah – Cisolok - Batas Provinsi Jawa Barat mewujudkan ‘ring barat-selatan’ provinsi banten
Jalan nasional berdasarkan Surat Keputusan Menkimpraswil No. 376/KPTS/M2004 yang sudah dikembangkan di Banten adalah 36 ruas.
RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN BEBAS HAMBATAN
JORR II (Jakarta Outer Ring Road II) :
• Kamal – Teluk Naga – Batu – Ceper, Cengkareng – Batu Ceper – Kunciran, Kunciran – Serpong, Serpong – Cinere, Cinere – Cimanggis, Cimanggis – Cibitung, Cibitung – Cilincing.
•Peningkatan kapasitas dan kwalitas jalan tol ruas Jakarta – Tangerang,
•Pengembangan jalan tol ruas Cilegon – Bojonegara, Tangerang – Merak, jalan tol dalam kota Pondok Aren – Ulujami, Pondok Aren – Serpong, Pengembangan Jembatan Selat Sunda.
RENCANA Pengembangan jalan tol yang direncanakan/diusulkan Provinsi Banten ruas :
•Kragilan (Serang) – Warunggunung (Rangkasbitung) – Panimbang – Bandar Udara Banten Selatan.
•Serpong – Kunciran – Bandara Soekarno Hatta (BSH) – Teluk Naga.
•Serpong – Tigaraksa – Balaraja.
•Balaraja – Teluknaga – Bandara Soekarno Hatta (Lingkar Utara).
•Rangkasbitung – Tangerang.
•Cilegon – Bojonegara – Merak.
RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN PROVINSI
Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan provinsi pada ruas :
•Tangerang – Serpong – Batas Provinsi Jawa Barat sebagai penghubung wilayah Provinsi Jawa Barat.
•Bayah – Cikotok – Citorek – Majasari – Cigelung – Rangkasbitung – Kopo – Cisoka – Tigaraksa – Serpong untuk mewujudkan jalan ‘ring selatan-timur’ Provinsi Banten.
•Pontang – Ciruas – Warung Gunung – Gunung Kencana – Malingping, ruas Warung Gunung – Cipanas, Rangkasbitung – Citeras – Tigaraksa. untuk perwujudan jalan ‘cincin’ Provinsi Banten.
•Panimbang – Angsana – Munjul – Cikeusik – Muarabinuangeun, Panimbang – Citeureup – Banyuasih – Cimanggu – Cigeulis – Wanasalam – Malingping, Citeurep – Cibaliung – Cikeusik – Wanasalam - Malingping, Bayah – Cilograng – Cibareno – Batas Provinsi Jawa Barat untuk penghubung dan pengembangan Banten Selatan.
Jalan propinsi yang ada sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Banten No.761/Kep.8
Huk/2006 sebanyak 81 ruas-ruas jalan
RENCANA Pengembangan Simpul Transportasi Jalan (Terminal)
Pengembangan, peningkatkan kapasitas dan kualitas terminalpenumpang :
•Terminal Tipe A yaitu terminal Merak (Kota Cilegon), Pakupatan (Kota Serang), Poris Plawad (Kota Tangerang), Kadubanen dan Tarogong (Kabupaten Pandeglang), Kaduagung (Kabupaten Lebak), Jatiuwung (Kota Tangerang), Cibeber (Kota Cilegon).
•Terminal Tipe B yaitu terminal Pandeglang, Rangkasbitung, Ciputat, Banten Selatan (Bayah), Banten Selatan (Malingping), Labuan dan Balaraja.
•Terminal Tipe B yaitu terminal Cipocok (Kota Serang), Malingping (Kabupaten Lebak), Ciledug (Kota Tangerang), Cimone (Kota Tangerang), Cadas (Kota Tangerang), Tanara (Kabupaten Serang).
•Pengembangan Terminal terpadu Merak (Kota Cilegon), Terminal Bandara Soekarno Hatta dan Terminal Poris Plawad (Kota Tangerang) sebagai terminal yang melayani perpindahan antar moda transportasi.
•Pengembangan terminal pada kawasan-kawasan strategis untuk mendukung sektor pariwisata dan industri di wilayah Bojonegara, Cikande, Balaraja, Anyer, Carita, Banten Lama, Tanjung Lesung, Pulorida, Panimbang, Sumur.
•Pengembangan terminal penumpang perkotaan yaitu di Serpong, Karawaci, Ciputat, Larangan dan Baros.
•Pengembangan Terminal Agribisnis di Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang yang melayani perpindahan barang hasil pertanian.
•
Rencana Pengembangan Prasarana Penghubung Antar Pulau
•Pengembangan prasarana transportasi yang menghubungkan antara Pulau Jawa - Sumatera (Jembatan Selat Sunda) sebagai alternatif pelayanan penyeberangan lintas Merak – Bakauheuni.
Rencana Pengembangan Pelayanan Angkutan
•Pengembangan pelayanan angkutan melalui penyediaan jaringan pelayanan transportasi pada trayek tetap dan tidak dalam trayek, baik pelayanan ekonomi maupun non ekonomi.
•Pengembangan angkutan massal perkotaan di wilayah Tangerang (Jabodetabek) dan wilayah Cilegon – Serang –Pandeglang – Rangkasbitung (Ciseparang).
•Mengembangkan pelayanan angkutan di kawasan tertinggal, perbatasan, terpencil di Banten Selatan dengan angkutan perintis, saat ini yang telah beroperasi 4 trayek yaitu : labuhan-munjul, Serang-gunungkencana-malimping, Cikeusik-cibareno, Merak-sumur, dan yang akan dikembangkan trayek Serang-bojen.
•Mengembangkan angkutan khusus melayani kawasan-kawasan tertentu melalui angkutan karyawan, angkutan pemadu moda, angkutan wisata, angkutan pemukiman, dan perbatasan.
•Mengembangkan angkutan barang yang menghubungkan antara kawasan industri dan kawasan lainnya dengan simpul-simpul transportasi.
Rencana Pengembangan Transportasi Perkeretaapian
Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas jaringan KA pada
lintas :
•Cilegon – Bojonegara, Serpong – Tangerang – Bandara Soekarno Hatta dan lintas Serang – Cikande – Cikupa – Serpong.
•Cilegon – Serang – Pandeglang - Rangkasbitung (Ciseparang).
•Pembangunan kembali jaringan KA yang tidak dioperasikan pada lintas Labuan – Saketi – Rangkasbitung, Saketi – Malingping – Bayah dan Ciwandan – Anyer Kidul.
•Membangun lintas baru Anyer Kidul – Labuan – Panimbang.
•Merak – Cilegon – Serang – Tangerang – Jakarta dan Cigading – Krenceng Cilegon.
•Mengembangkan jaringan KA yang langsung menghubungkan jaringan wilayah barat dengan wilayah tengah pada lintas Serpong – Citayam – Nambo – Cikarang
•Jaringan KA perkotaan yaitu lintas Rangkasbitung – Serpong – Tanah Abang dan lintas Tangerang – Duri.
•Mengembangkan pelayanan angkutan KA bisnis dan eksekutif pada lintas Tangerang – Duri, Rangkasbitung – Serpong – Tanah Abang dan lintas Merak – Cilegon – Serang – Rangkasbitung.
•Pengembangan jalur kereta api (double track) Jakarta - Kota Tangerang.
•Meningkatkan sarana dan prasarana Stasiun Merak, Serang, Rangkasbitung, Pasar Anyar (Kota Tangerang), Serpong (Kota Tangerang Selatan).
•Mengembangkan Stasiun KA Terpadu pada Kawasan Merak, Kawasan Bojonegara, Kawasan Bandara Soekarno - Hatta dan Kawasan Bandar Udara Banten Selatan
Rencana Pengembangan Transportasi Laut
•Mengembangkan Pelabuhan Bojonegara sebagai Pelabuhan Internasional dalam satu sistem dengan Tanjung Priok (DKI Jakarta).
•Mengoptimalkan pelayanan Pelabuhan Ciwandan, Cigading, Merak Mas sebagai Pelabuhan Umum untuk melayani angkutan laut pada kawasan industri di wilayah Cilegon dan Serang.
•Peningkatan Pelabuhan Regional yaitu Pelabuhan Anyer, Labuan, Panimbang, Muarabinuanguen, Bojonegara Wadas, Bayah, Kronjo, Karangantu, dan Kubangsari.
•Pengembangan Pelabuhan Khusus untuk mendukung potensi Industri, Pariwisata, Pertanian dan Pertambangan di Lebak, Pandeglang, Kota Cilegon, Kabupaten Serang dan Kawasan Pantura Kabupaten Tangerang.
•Pengembangan Pelabuhan Nasional Merak
•Peningkatan dan rehabilitasi pelabuhan perintis yang melayani pulau-pulau kecil.
Rencana Pengembangan Transportasi Udara
•Mengembangkan pelayanan sarana, prasarana dan sistem pengoperasian bandara Soekarno Hatta sesuai dengan fungsinya sebagai bandara pusat penyebaran primer yang secara langsung melayani pergerakan orang dan barang dari dan ke luar negeri.
•Bandara Budiarto di Kabupaten Tangerang sebagai bandar udara khusus yang diperuntukan sebagai pusat pendidikan penerbangan di Indonesia.
•Pengembangan Kawasan Lapangan Terbang Pondok Cabe di Kota Tangerang Selatan untuk mendukung pengembangan potensi unggulan daerah.
•Pengembangan Bandara Gorda di Kabupaten Serang sebagai bandar udara khusus kepentingan militer.
•Pengembangan bandar udara perintis di Banten Selatan di Kabupaten Pandeglang untuk mendukung pengembangan potensi pariwisata, perikanan, perkebunan dan pertambangan.
•Mengembangkan dan memantapkan jaringan pelayanan angkutan udara pada rute-rute penerbangan domestik dan internasional.
Rencana Pengembangan Transportasi Penyeberangan
•Peningkatan pelayanan Pelabuhan Merak dengan mengembangkan prasarana, sarana dan sistem pengoperasian Pelabuhan dan penambahan pelayanan kapal yang memenuhi persyaratan pelayaran.
•Mengembangkan Pelabuhan penyeberangan alternatif dalam rangka mengatasi tingkat kepadatan angkutan penyeberangan lintas Jawa – Sumatera.
•Mengembangkan pelayanan angkutan penyeberangan perintis pada pulau-pulau berpenghuni yaitu lintas Cituis/ Tanjungkait/ Tanjungpasir – Kep. Seribu, Karangantu – Pulau Tunda, Grenjang – Pulau Panjang, Sumur – Pulau Panaitan, Muarabinuangeun – Pulau Deli, Labuan - Pulau Sangiang, Merak – Kepulauan anak Gn. Krakatau.
Rencana Pengembangan Angkutan Massal Cepat Perkotaan
•Arahan pengembangan angkutan masal cepat di wilayah perkotaan meliputi pengembangan angkutan masal cepat di wilayah JABODETABEK dalam sistem transportasi yang saling terkait dengan sistem transportasi Provinsi DKI Jakarta.